Review: Allegiant
My rating: 4 of 5 stars
“Itulah yang pantas kau dengar. Kau utuh, kau pantas dicintai, dan kau orang terbaik yang pernah ku kenal.” (Allegiant, Tris, hal 386)
“Mereka boleh menguasai seluruh penjuru kota dan semua yang ada didalamnya,” bisiknya ke rambutku. Aku tak bisa bergerak, bibirku kelu. Evelyn memilihku. Ibuku memilihku. (Allegiant, Tobias Spoiler)
Akhirnya, kisah Tris akan berakhir disini. Begitu pikirku saat akan membaca buku ini dan memang ‘berakhir’. Oke mari kita berhenti membicarakan itu sebelum jadi spoiler.
Tris, ingin keluar. Ingin membebaskan diri dari semua hal yang mengikatnya dengan keluar batas kota. Tapi Tris sendiri tidak tau, hal yang menunggunya diluar batas kota mau tak mau akan mengubah segalanya. Mengubah hal-hal yang dipercayainya, termaksud hubungan dia dengan orang-orang yang dicintainya.
Allegiant, berhasil menjadi penutup kisah triologi Divergent yang mengguncang pembaca. Statment itu mungkin yang paling tepat untuk menggambarkan buku ketiga dari triologi Divergent ini. Serius, Roth berhasil membuatku gak bisa tidur karena ‘terguncang’ akibat efek baca Allegiant sebelum tidur. T_T
Abaikan dulu bagian “gak bisa tidur semalaman gara-gara Allegiant”. Jujur saja, dibandingkan dengan Insurgent, Allegiant agak-agak membosankan. Tidak benar-benar membosankan, tapi ada part-part yang membuatku pengen ngeskip saja langsung.
Tapi secara keseluruhan, Allegiant berhasil memenuhi-bahkan melampaui- ekspektasiku akan ending triologi Divergent.
View all my reviews
Comments
Post a Comment