Untukmu Kawan
Here |
Aku menulis ini bukan bermaksud mengguruimu, Aku tau kau
lebih pintar dan hebat dariku. Lihat saja mulai dari nilai akademis sampai soal
pergaulan, siapapun yang melihatnya pastilah dapat melihat siapa yang lebih
baik.
Aku menulis ini hanya untuk mengingatkanmu. Aku tahu aku
bukanlah teman terbaik, tapi aku mencoba untuk tidak menjatuhkanmu kedalam
lubang yang kutakutkan bersembunyi didepan jalan yang akan kau lalui nanti.
Aku tahu hal yang kukatakan mengusikmu, tapi aku akan tetap
mengatakannya. Meskipun nantinya kau tak menganggapku teman lagi, aku akan
tetap mengatakannya.
Biasanya, saat perdebatan kita memanas, aku terbiasa menahan
diri didepanmu. Tapi tidak kali ini. Tidak ketika kau mengatakan akan
memutuskan tali pertemananmu dengan sekelompok orang yang berharga bagiku.
Tidak tahukah kamu? Saat aku berada ditengah-tengah mereka,
kelompok yang kamu anggap sangat mengganggumu itu, mereka sering bertanya
keadaanmu. Bagaimana kabarmu? Kapan mau main bersama mereka lagi?
Jujur, aku jengah dengan pertanyaan-pertanyaan mereka. Bosan
terus menerus ditanyakan hal yang sama ketika dirimu hanya menutup mata. Tapi
disaat yang sama aku kagum dengan mereka, mereka yang bertanya dengan tulus.
Lalu tiba-tiba kau keluarkan statment itu. Kau ingin pergi,
tak ingin berteman lagi dengan mereka. Kekesalanku memuncak. Sadarkah dirimu
bahwa kau telah melewati batas? Saat itulah saat paling membuatku sakit. Kau langsung
berkata tak mau lagi berteman denganku bila masih tetap bersih keras.
Aku tahu saat itu hubungan kita tak akan sama lagi. Aku tak
bisa melihatmu dengan pandangan yang sama lagi kawan.
Lucunya, aku masih menganggapmu teman. Bagiku, “mantan teman”
tak ada dalam kamusku. Tapi aku juga manusia. Aku sadar seperti kayu yang
dipaku, bekas itu tak akan bisa hilang.
Aku tak tahu apakah aku masih termaksud dalam daftar
pertemananmu. Tapi aku hanya ingin mengingatkanmu, tolong lepaskanlah topeng
itu. Tolong, berhentilah bersembunyi dibalik topeng. Mungkin aku kasar, atau
mungkin aku juga digerakan rasa iri padamu? Entahlah.
Tapi aku tahu, ada banyak orang-orang yang sayang padamu. Jangan
lukai perasaa mereka seperti yang kau tunjukan padaku. Tolong, buktikanlah
kalau pikiran jahatku ini tidaklah benar. Buktikanlah kalau selama ini kau tidak
berpura-pura. Tidak sedang dalam kungkungan topeng yang menipu tapi juga
menyesakan.
Dari kawanmu, yang tidak tahu apakah pertemanan kita
masihlah ada bagimu.
Comments
Post a Comment